PENETAPAN ISI KAYU OLAHAN
Bagaimana cara menetapkan isi kayu bundar, baik kayu bundar rimba maupun kayu bundar Jati. Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana cara menetapkan isi kayu olahan.
Pada edisi ini akan dibahas mengenai cara penetapan isi kayu olahan untuk kayu gergajian (sawn timber), kayu lapis (plywood) dan kayu bentukan (moulding).
Penetapan isi kayu gergajian
Kayu
gergajian adalah kayu persegi empat dengan ukuran tertentu yang
diperoleh dengan menggergaji kayu bundar atau kayu lainnya. Pada
dasarnya penetapan isi kayu gergajian ini sangat sederhana, yaitu dengan
cara mengalikan dimensi tebal, lebar dan panjang. Cara penetapan
masing-masing dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
- Tebal (t) diukur pada bagian tebal tertipis dari kayu, dalam satuan senti meter (cm).
- Lebar (l) diukur pada bagian lebar tersempit dari kayu, dalam satuan senti meter (cm).
- Panjang (p) diukur pada jarak terpendek antara kedua bontos, dalam satuan meter (m).
- Isi ditetapkan dengan mengalikan tebal, lebar dan panjang kayu dalam satuan meter kubik (m3) dengan 4 desimal (empat angka di belakang koma) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
t x l x p
Isi = ----------------
10.000
Isi = ----------------
10.000
Keterangan :
t = tebal, l = lebar, p = panjang
10.000 = konversi t dan l dari satuan cm ke m
10.000 = konversi t dan l dari satuan cm ke m
Mengingat
dalam kenyataannya di lapangan, ukuran kayu tersebut tidak bisa
dihasilkan persis seperti ukuran yang tertera di dalam dokumen (ukuran
baku), baik disebabkan oleh peralatan pengukuran, teknik yang digunakan,
maupun karena ketrampilan tenaga pelaksananya, maka dalam perdagangan
kayu gergajian ada istilah yang disebut dengan ukuran lebih (over size), yaitu kelebihan ukuran di atas ukuran baku. Toleransi ukuran lebih adalah sebagai berikut :
Dimensi
|
Ukuran baku
|
Toleransi ukuran lebih
|
Tebal (t)
|
≤ 3 cm
> 3 cm |
≤ 3 mm
≤ 6 mm |
Lebar (l)
|
≤ 8 cm
> 8 cm |
≤ 3 mm
≤ 6 mm |
Panjang (p)
|
≤ 1,00 m
> 1,00 m |
≤ 25 mm
≤ 50 mm |
Cara penetapan isi kayu gergajian ini dapat dilihat dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomor seri SNI 01-5008.1-1999 tentang Kayu gergajian rimba dan SNI 02-5008.5-1999 tentang Kayu gergajian Jati.
Penetapan isi kayu lapis
Kayu
lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun
bersilangan tegak lurus lembaran venir yang diikat dengan perekat.
Berdasarkan jumlah lapisannya kayu lapis dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu : 3 lapis (tripleks) dan yang lebih dari 3 lapis (multipleks).
Seperti
halnya perhitungan isi kayu gergajian, isi kayu lapis diperoleh dengan
cara mengalikan hasil pengukuran dimensi t, l dan p, dengan perbedaan
bahwa cara pengukuran kayu lapis berbeda dengan cara pengukuran kayu
gergajian. Apabila pengukuran kayu gergajian dilaskanakan pada daerah
terkecil (tebal tertipis, lebar tersempit dan panjang terpendek),
pengukuran kayu lapis (sesuai dengan SNI 01-5008.2-2000 tentang Kayu lapis penggunaan umum) dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
- Tebal (t) diukur pada keempat sudut kayu lapis, kemudian dirata-ratakan.
- Lebar (l) diukur pada kedua ujung sisi panjangnya, kemudian dirata-ratakan.
- Panjang (p) diukur pada kedua ujung sisi lebarnya, kemudian dirata-ratakan.
- Untuk kayu lapis diperlukan syarat kesikuan, yaitu selisih hasil dua kali pengukuran diagonalnya.
Seperti halnya pada kayu gergajian, terhadap kayu lapispun dipersyaratkan adanya toleransi dimensi sebagai berikut :
Dimensi
|
Besarnya Toleransi
|
Tebal (t) : < 6 mm
≥ 6 mm |
± 5 %
± 3 % |
Lebar (l)
|
- 0,00 mm, + 1,6 mm
|
Panjang (p)
|
- 0,00 mm, + 1,6 mm
|
Kesikuan
|
≤ 3 mm
|
Penetapan isi kayu bentukan
Kayu bentukan (moulding) adalah kayu gergajian atau kayu lainnya yang dibentuk secara khusus melalui mesin pembentuk (moulder)
yang berkadar air ≤ 20 % serta mempunyai tujuan penggunaan tertentu.
Berdasarkan bahan bakunya kayu bentukan dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: kayu bentukan utuh yang bahan bakunya berasal dari kayu
gergajian utuh, dan kayu bentukan sambung yang bahan bakunya terdiri
dari kayu gergajian pendek atau kayu lainnya yang disambung terdiri dari
papan sambung dan bilah sambung.
Berdasarkan
bentuk penampang lintangnya, kayu bentukan dapat pula dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kayu bentukan sederhana dan kayu bentukan hias (decorative moulding).
Kayu bentukan sederhana adalah kayu bentukan yang penampang
lintangnya sederhana, seperti berbentuk persegi, berbentuk lingkaran
atau setengah lingkaran serta berbentuk segi tiga, sehingga mudah
menetapkan isinya. Sedangkan kayu bentukan hias adalah kayu bentukan
yang penampang lintangnya bervariasi, berbentuk dekoratif, sehingga
sulit dalam menetapkan isinya. Contoh kayu bentukan sederhana :
| | | | |
Segi empat (S4S)
| |
Lingkaran (dowel)
| |
Segitiga
|
Contoh kayu bentukan hias :
|
.
|
| |||||||||||||||
Lis sudut
| |
Papan dinding (Lumbersharing)
|
Prinsip
penetapan isi kayu bentukan sama dengan penetapan isi kayu gergajian
atau kayu lapis, yaitu dengan mengalikan t, l dan p atau lebih spesifik
lagi, isi kayu bentukan adalah luas penampang lintang x panjang.
Mengingat bentuk penampang lintangnya sangat bervariasi, maka penetapan
isi kayu bentukan ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
- Isi khayal bahan baku (initial sizes atau nominal sizes).
- Isi sebenarnya (actual sizes atau finish sizes).
Lihat gambar berikut :
|
.
|
|
Keterangan :
|
= penampang khayal (Initial sizes)
(Isi = luas penampang khayal x panjang) |
|
= penampang sebenarnya (Actual sizes)
(Isi = luas penampang sebenarnya x panjang) |
Cara
pengukuran dimensi untuk isi penampang khayal sama dengan cara
pengukuran dimensi kayu gergajian. Sedangkan untuk mencari luas
penampang sebenar-nya yaitu dengan menggambar penampang lintang kayu
tersebut pada kertas millimeter, kemudian dihitung jumlah kotaknya,
hasilnya menunjukkan luas penampang lintang dalam mm2. Cara lain dengan menggunakan alat planimeter. Baca SNI 01-5008.4-1999 tentang kayu bentukan (moulding) rimba. Toleransi dimensi untuk kayu bentukan disajikan dalam tabel berikut :
Sortimen
|
Besarnya Toleransi (mm)
| ||
Tebal
|
Lebar
|
Panjang
| |
Papan bentukan utuh
|
± 0,5
|
± 0,5
|
0,0 - 50,0
|
Papan sambung
|
± 0,5
|
± 1,0
|
0,0 - 50,0
|
Bilah sambung
|
± 0,5
|
± 0,5
|
0,0 - 50,0
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar